Pendidikan dan Segala Polemik dalam Negeri

Pendidikan dan Segala Polemik dalam Negeri


PENDIDIKAN DAN SEGALA POLEMIK DALAM NEGERI
Robby Akbar – Sektor 24

Hampir setiap hari kita menemui diskusi atau perdebatan sengit yang diadakan di tempat umum atau media massa berbentuk tulisan. Hal tersebut biasa digunakan untuk menyangkal atau mendukung suatu pandangan agama atau politik. Bahkan dalam pendidikan pun kita bisa menemukan masalah. Sangat berbahaya jika hal tersebut dilakukan tanpa berlandaskan ilmu pendidikan. Akan menimbulkan suasana yang lebih runyam yang memungkinkan dapat menimbulkan perpecahan dalam bangsa ini. Untuk mencegah hal tersebut kita harus cerdas dalam menghadapinya dengan memiliki pendidikan yang tinggi.
Dengan adanya pendidikan, maka setiap setiap individu akan memahami dan mengenal berbagai macam ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Dengan adanya pendidikan, maka seseorang dapat memahami apa yang baik dan juga apa yang salah. Dengan adanya pendidikan, maka setiap individu akan semakin memahami hal apa saja yang baik dan juga benar, sehingga dapat mencegah berbagai macam tindakan-tindakan bodoh yang dapat merugikan diri sendiri bahkan merugikan banyak pihak. Dengan adanya pendidikan, maka memungkinkan seseorang memiliki jalan dan pola pikir yang ilmiah, yaitu terstruktur dan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Dengan seperti itu, maka sedikit demi sedikit berbagai macam polemik dalam negeri ini bisa terselesaikan dengan damai. Sangat di sayang kan bahwa belum meratanya pendidikan di Indonesia saat ini, yang membuat hal tersebut bisa tercapai.
Seperti yang telah kita ketahui, pendidikan merupakan salah satu dari empat tujuan nasional Bangsa Indonesia yang tertera pada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang berbunyi; “Mencerdaskan kehidupan bangsa”. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, maka Indonesia harus terus menerus memperbaiki sistem pendidikan yang ada. Sehingga dapat membuat berbagai macam polemik di Indonesia terlepas dan tidak membuat kekacauan. Seperti kata Nelson Mandela “Pendidikan adalah senjata yang paling ampuh yang bisa anda gunakan untuk mengubah dunia”.
Kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan pemerintah atas kondisi pendidikan di Indonesia yang belum merata pelaksanaanya. Masyarakt Indonesia, terutama mahasiswa yang memiliki kekuatan untuk mengedukasi masyarakat sehingga mereka mempunyai pola pikir bahwa pendidikan sangatlah penting pada kehidupan mereka. Dengan bantuan pergerakan dari non pemerintah ini bisa memajukan bangsa ini. Tingkat pendidikan suatu negara juga berbanding lurus dengan kemajuan bangsa itu dimasa depan.
“Pendidikan itu adalah kebutuhan bagi manusia melalui pendidikan makhluk hidup yang namanya manusia dapat selalu berinovasi dan bereksperimen, melalui pendidikan kita percaya bahwa rantai kemiskinan dan kesadaran manusia dapat di bangun. Pendidikan perlu menjadi kebutuhan primer bagi manusia, karena secara jelas hidup manusia dari bayi sampai dewasa adalah hidup yang berangkat dari pengetahuan, oleh karena itu manusia tak dapat pisahkan dari pengetahuan dalam kehidupannya.”
Masih banyak  polemik salah satunya dalam pendidikan yang menghalangi tidak sedikit warga negara Indonesia untuk mendapatkan pendidikan formal. Maka dari itu diperlukan adanya sikap dan pemikiran positif agar pemerintah dan warga negara Indonesia dapat menemukan solusi agar polemik – polemik pendidikan di Indonesia dapat diatasi sehingga pendidikan yang layak dan berkualitas dapat dijangkau oleh masyarakat.
Referensi:

Moral Bangsa Indonesia


Apakah kalian tau apa itu moral? Mungkin banyak yang tahu dan mengerti moral itu apa namun sulit untuk dijelaskan. Ada juga yang gak tahu sama sekali tentang moral. Padahal, dalam kehidupan sehari-hari juga kita sering mendengar kata moral. Di televisi, radio, sekolah, kantor, dan lain sebagainya sering kali menyinggung tentang moral khususnya dalam kehidupan masyarakat. Lalu, sebenarnya apa itu moral?
Moral adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memilik nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.
Moral adalah nilai keabsolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral adalah perilaku, perbuatan, atau ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.
Indonesia yang kaya dengan keberagaman adat, kebiasaan, budaya dan lain sebagainya mempunyai segala kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai kehidupan luhur turun temurun yang patut dilestarikan. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang bermoral. Mempunyai kode etik tersendiri yang berakar dari budaya ketimuran.
Kita sebagai generasi penerus bangsa seharusnya mengamalkan setiap norma yang berlaku di masyarakat sesuai dengan budaya dan tata krama setempat. Hal ini bertujuan untuk menjaga kepribadian bangsa Indonesia. Ancaman budaya luar harus diatasi dengan prinsip filtrasi agar kepribadian bangsa Indonesia, akan tetap selaras dengan kemajuan kebutuhan masyarakat. Mulailah dari diri sendiri dan menjadi teladan bagi orang lain. Karena perubahan yang besar, berasal dari diri kita masing-masing terlebih dahulu.

Berhenti Dari Kebiasaan Buruk



Setiap orang punya kebiasaan dalam hidupnya. Baik maupun buruk. Sudah menjadi hal yang dianggap "manusiawi" ketika kita sebagai manusia punya kebiasaan. Kebiasan timbul dari mencoba hal-hal baru yang secara gak sadar akan membuat kita menjadi lebih sering melakukan hal tersebut karena perasaan nyaman yang kita dapat. Bahkan kebiasaan bisa menjadi karakter kita kelak jika terus-terusan dilakukan.
Yang menjadi permasalahan adalah ketika kebiasaan yang ada pada kita adalah kebiasaan buruk. Karena perbuatan buruk adalah hal yang mudah kita lakukan dimana saja dan timbul karena kita malas dan gak mau melakukan perbuatan yang setidaknya "wajar" dan baik untuk kita lakukan. Sehingga memang presentasi kebiasaan buruk lebih besar ketimbang kebiasaan baik.
Dalam menentukan kebiasaan seseorang, lingkungan dan pendidikan dasar sangat berperan penting bagi setiap individu. Bersyukurlah jika lingkungan kita khususnya keluarga mendidik untuk melakukan kebiasaan baik. Lalu, bagaimana dengan orang yang lingkungan keluarganya gak mengajarkan kebiasaan baik? Kecil kemungkinan orang tersebut mempunyai kebiasaan baik. Bahkan orang yang lingkungan keluarganya mendukung kebiasaan positif saja masih sering ditemui mempunyai kebiasaan buruk.
Kebiasaan memang susah dihilangkan. Apalagi kebiasan buruk. Itu dikarenakan otak kita sudah tersugesti kalau merubah kebiasaan itu susah. Ada beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk setidaknya mengurangi kebiasan buruk kita. Antara lain sebagai berikut,

1. Niat

Niat adalah hal utama untuk berhasil dalam melakukan perubahan. Karena dengan niat yang kuat, segala sesuatu pastilah akan berhasil.

2. Lakukan perubahan secara bertahap.

Dalam melakukan perubahan, penting dilakukan secara bertahap agar kita beradaptasi dengan situasi kondisi yang berubah secara perlahan. Hal ini penting untuk menjaga mental kita supaya gak kaget dalam menyikapi perubahan-perubahan tersebut. Contohnya, saat kita berusaha mengurangi perkataan kotor yang terucap dari mulut, kita bisa memulai dengan mengurangi frekuensi perkataan kotor tersebut sedikit demi sedikit lalu ditingkatkan setiap harinya sehingga kita bisa beradaptasi secara gak sadar.

3. Konsisten.

Konsistensi sangat dibutuhkan untuk menjaga komitmen yang telah diambil agar gak diingkari. Saat melakukan perubahan, sering kita mengalami masa jenuh dalam diri kita. Untuk menghindari hal tersebut, dibutuhkan komitmen tinggi dari individu untuk mencapai perubahan yang seutuhnya.

4. Disiplin.

Penting dilakukan agar menjaga konsistensi dalam melakukan perubahan. Sering kali kita gagal melakukan perubahan karena kurang disiplin dalam melakukan perubahan.
Bagaimana pun juga, semua tips diatas haruslah dilakukan dengan hati yang ikhlas dan tulus. Agar perubahan yang kita inginkan tercapai dengan total. Bukan karena paksaan atau hati yang setengah-setengah melakukan perubahan tersebut. Kita gak akan bisa berhenti dari kebiasaan buruk tersebut. Malahan, otak kita akan menolak hal-hal perubahan tersebut.
Jadi, cobalah beranikan diri untuk melakukan perubahan positif! Agar kita bisa menjadi pribadi yang unggul kedepannya.

Benarkah Sistem Kebut Semalam Bikin Cepat Pintar?


Katanya tujuan kita sekolah itu buat cari ilmu. Tapi kayaknya, kita mungkin sekolah biar dapat nilai ujian sempurna aja. Alasannya biar disayang ortu lah, masuk sekolah favorit lah, biar ujung-ujungnya kita dapet jodoh bagus atau kerjaan yang bikin cepat kaya. Tapi seperti biasa, kita pasti suka mikir gimana caranya dapat untung sebesar-besarnya, dengan usaha sekecil-kecilnya. Dari situ tercetuslah ide brilian yang bernama… Sistem Kebut Semalam! Tapi benarkah SKS semujarab kata-kata orang?

Pada dasarnya, SKS merupakan sebuah metode yang mirip-mirip teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dimana porsi kerjaan untuk jangka waktu tertentu diselenggarakan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Tapi bedanya, SKS cuma diselenggarakan semalam aja. Persis seperti Bandung Bondowoso waktu bikin Candi Prambanan. Biasanya, orang yang paling ahli melakukan SKS adalah mereka yang tergolong sebagai penunda. Untuk tahu apakah kamu seorang penunda, coba perhatikan dua grafik ini. Kalau kamu lebih akrab dengan grafik yang ini, maka… SELAMAT! Kamu termasuk kategori penunda!



Berhubung para penunda biasanya juga pakar ngeles, mereka sering beralasan bahwa SKS bikin kita punya kemampuan super. Logika ilmiahnya, situasi kepepet akan memicu rilis hormon adrenalin, yang bisa melipatgandakan kemampuan kita melebihi hari-hari biasa. Di satu sisi, cara mikir ini, ga salah sih… karena banjir adrenalin memang bisa bikin otak terasa segar buat mikir cepat. Tapi di sisi lain, efek ini ga bakal berlangsung lama, dan biasanya menyisakan stres dan capek luar biasa. Memang tiada yang abadi di dunia ini…

Selain itu, SKS punya efek samping ga terelakkan, yaitu begadang! Buat yang paginya mau ujian, begadang seakan nambah waktu belajar. Nyatanya, begadang cuma mengandalkan memori jangka pendek yang sifatnya sementara. Belum lagi, begadang sebetulnya bikin otak capek, sehingga paginya kita malah jadi ga konsen, moody dan pastinya ngantuk setengah mati. Lebih ngeri lagi, hobi begadang ternyata meningkatkan risiko buruk buat tubuh kita. Jadi memang sebaiknya jangan begadang kalau tiada artinya….

Tapi kalau dampak jeleknya banyak banget, kenapa masih banyak… orang yang suka menunda-nunda? Di dunia psikologi, sifat menunda sangatlah akrab dengan istilah temporal discount. Artinya, makin jauh jaraknya dari deadline, suatu tugas bakal kita anggap makin kurang penting. Akibatnya, skripsian misalnya, terasa belum penting kalau belum mepet-mepet deadline. Sifat menunda juga ada hubungannya dengan impulsivitas dalam DNA kita. Dulu di alam liar, kehidupan masih serba sederhana. Kalau lapar, kita tinggal berburu. Urusan hari itu ya dipikirkan saat itu juga. Tapi makin kompleks kehidupan manusia, makin banyak kebutuhan yang mau ga mau harus kita rencanakan jauh-jauh hari. Cuma praktiknya, impulsivitas prasejarah kita ini emang masih suka kumat-kumatan. Pokoknya, selalu aja ada alasan kalau sesuatu belum mengancam nyawa atau… ahem, gengsi kita.

Dan itu dia masalahnya! Selama ini sekolah terbiasa menilai kepintaran siswa nyaris dari nilai pelajaran doang. Gampangnya, yang dilihat adalah hasil jangka pendek, bukan jangka panjangnya. Akhirnya, wajar aja kalau kita juga jadi gampang menyerah pada kesenangan sesaat, tanpa memikirkan apa akibatnya di kemudian hari. Apalagi dengan banyak distraksi online yang reward-nya serba instan seperti sekarang. Padahal pepatah juga tahu. Kalau mau maju, kita emang musti bersusah-susah dahulu, baru bersenang-senang kemudian. Dan seperti biasa, terima kasih.

Selamat Hari Pendidikan Nasional! Untuk merayakannya, Kok Bisa berkolaborasi bersama kanal-kanal edukasi Hujan Tanda Tanya, Ayo Mikir, Kamu Harus Tahu, dan Sains Bro. Jangan lupa tonton juga video Berani Bertanya lainnya ya!

Referensi

Kenapa Pendidikan Indonesia Belum Maju?



Zaman sekarang, kebutuhan dasar itu bukan cuma sandang, pangan, papan, tapi juga: pendidikan! Meski begitu, pendidikan di Indonesia bisa dibilang masih memprihatinkan. Indeks Pembangunan Manusia kita melorot di urutan bawah dan ranking pelajar kita ada di barisan depan dari belakang. Itu tentu aja, menyedihkan. Padahal, uang buat majuin pendidikan sampai 444 triliun rupiah alias 20% dari anggaran negara! Tapi, kenapa pendidikan di Indonesia, belum maju juga?

Kalau diibaratin, cari jawaban masalah ini mirip kayak mengurai benang kusut berisi seribu masalah — ribet banget! Tapi, salah satu akar masalahnya bisa jadi adalah: sistem pendidikan massal! Karenaaa sistem ini bikin standar yang sama buat semua murid, mendewakan nilai, mematikan nalar berp­ikir kritis, menyeragamkan kemampuan, dan di saat yang sama, menghilangkan jati diri dan keunikan setiap muridnya. Padahal, sistem pendidikan yang dibangun sama Bapak Pendidikan, jauh beda dengan sistem saat ini.

Di sisi lain, masalah pendidikan ada di kualitasnya, bukan kuantitasnya. Faktanya, baik jumlah sekolah maupun anak yang bersekolah itu meningkat dari tahun ke tahun. Namun itu engga bikin pendidikan jadi oke karena buktinya masih ada banyaaak sekolah yang belum sesuai standar dan kemampuan guru yang masih jauh dari harapan. Lantas, apakah kita membiarkan masalah ini begitu aja?

Tentu saja, tidak! Pendidikan harus kita perjuangkan. Karena pendidikan adalah kunci kemajuan di masa depan! Karena hanya — dan hanya — lewat pendidikan, kita bisa bantu petani ngerawat padi, bantu peternak menggembala sapi, mudahin dokter nemuin penyakit dan cari obatnya, ngeluncurin satelit canggih ke luar angkasa, ngerancang robot yang bantu manusia, bikin akses internet cepat buat semua, sampai menciptakan perdamaian dunia.

Tapi untuk meraih semua itu, kita harus berakit-rakit dahulu! Semua dimulai dengan nganggep bahwa pendidikan itu, uh, hak segala bangsa! Makanya, kita harus bangun sekolah keren di desa-desa, ngelatih kemampuan guru setinggi langit, sediain makanan berprotein buat perbaiki gizi anak Indonesia, dan ngerombak ulang kurikulum pendidikan supaya semua anak berkembang dengan minat dan bakatnya masing-masing.

Terakhir, pendidikan Indonesia akan maju jika kita, pelajar Indonesia, memperbaiki diri sendiri. Walaupun dapat nilai jelek itu seperti diterpa badai, mulai sekarang kita mesti menghargai proses belajar dan buang jauh-jauh cara-cara curang untuk dapat, uh, nilai yang tinggi. Pada akhirnya, yang benar-benar kita butuhkan bukanlah nilai, tetapi rasa ingin tahu, kemauan belajar, keberanian untuk bertanya, rasa tak cepat berpuas diri, dan juga rendah hati dalam mengakui bahwa semakin banyak kita tahu, kita semakin mengerti bahwa kita… tidak tahu apa-apa. Dari sanalah kita terus mencari, terus belajar tentang diri kita, dan juga alam semesta.

Kalau diurutkan, masalah yang harus dibenahi memang panjang dan berliku. Tapiii, itu semua harus diperjuangkan agar anak bangsa dari Sabang sampai Merauke, bisa cerdas dan berguna bagi manusia di sekitarnya. Dan itu didapat lewat senjata paling ampuh bernama: pendidikan! Seperti yang bapak bangsa ini bilang, tujuan pendidikan adalah untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan. Dan seperti biasa, terima kasih!

References: